JATIMTIMES - Kehalalan bukan sekadar label pada kemasan produk. Ia adalah janji spiritual, etika profesi, dan wujud tanggung jawab moral terhadap sesama. Kesadaran itulah yang menjadi napas Pelatihan Juru Sembelih Halal (JULEHA) Batch 1 Tahun 2025, yang digagas Halal Center Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang.
Selama tiga hari pelatihan, 31 Oktober hingga 2 November 2025, kampus hijau di kaki Gunung Panderman itu menjadi ruang pertemuan para calon penjaga kehalalan dari berbagai penjuru Nusantara, dari Jawa Timur sampai Kendari.
Baca Juga : Wali Kota Blitar Sampaikan Nota Keuangan: APBD 2026 Realistis, Adaptif, dan Tetap Berpihak pada Rakyat
Mereka datang bukan hanya membawa niat belajar, tapi juga tekad menjadi bagian dari rantai halal nasional yang kuat.
“Pelatihan ini bukan sekadar soal teknik sembelih. Ini tentang amanah, tentang menjaga kehalalan hidup sejak dari sumbernya,” ujar Eny Yulianti, M.S.I., Kepala Halal Center UIN Maliki Malang, dalam sambutan pembukaan yang berlangsung khidmat di Gedung D kampus tersebut.
Pernyataan itu menjadi semacam benang merah yang menuntun seluruh rangkaian kegiatan. Setiap materi yang diberikan, setiap praktik yang dijalankan, diarahkan untuk menanamkan tanggung jawab moral di balik keterampilan teknis.
Para peserta menjalani hari-hari pelatihan dengan intens. Mereka mempelajari koordinasi kerja di lapangan, cara memeriksa kondisi hewan, hingga penerapan higienitas, sanitasi, dan keselamatan kerja (K3). Semua diajarkan dengan pendekatan praktis dan berbasis regulasi syariat.
Pihak kampus melibatkan tenaga profesional dari luar, salah satunya drh. Aris Wahyudi dari Lembaga Sertifikasi Profesi Kesehatan Hewan (LSP Keswan), yang hadir sebagai asesor untuk menilai langsung kemampuan peserta.
Ia memastikan setiap langkah penyembelihan, mulai dari niat, teknik pemotongan, hingga konfirmasi kematian hewan, sesuai standar halal dan ketentuan nasional.
Bagian paling menegangkan sekaligus membahagiakan terjadi saat praktik penyembelihan ayam dan sapi. Di bawah pengawasan ketat asesor, para peserta diuji tak hanya dalam keterampilan tangan, tetapi juga kejujuran hati: apakah mereka mampu menjalankan proses itu dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
Dr. H. M. Lutfi Mustofa, M.Ag., Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPP2M) UIN Maliki Malang, menilai pelatihan semacam ini sebagai bentuk nyata sinergi antara dunia akademik dan kebutuhan industri halal.
Baca Juga : Wali Kota Blitar Paparkan Arah Pembangunan APBD 2026: dari Penguatan Infrastruktur hingga Layanan Publik
“Kampus tidak boleh berhenti pada tataran teori. Kita harus ikut memastikan produk halal Indonesia dijaga oleh SDM yang kompeten dan bersertifikat,” ujarnya.
Lebih dari sekadar pelatihan, Juleha menjadi bagian dari upaya UIN Maliki Malang menyiapkan generasi baru penyembelih halal yang berintegritas dan memahami nilai-nilai syariat Islam secara utuh.
Dari ruang pelatihan itu, kampus berharap lahir para profesional yang bukan hanya bisa memotong hewan dengan benar, tetapi juga memahami makna spiritual di balik setiap tetes darah yang jatuh.
“Juleha adalah perjalanan membentuk karakter, bukan cuma belajar menyembelih, tapi belajar menjaga amanah halal dari hulu sampai hilir,” kata salah satu panitia dengan nada reflektif.
Dengan inisiatif ini, UIN Maliki Malang menegaskan diri sebagai pelopor dalam membangun ekosistem halal nasional. Sebuah langkah kecil, tapi dengan dampak besar bagi masa depan industri halal Indonesia dan ketenangan hati masyarakat Muslim yang mengonsumsinya.
