JATIMTIMES - Pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert tengah menjadi sorotan tajam usai kegagalan Garuda melangkah ke Piala Dunia 2026. Tagar #KluivertOut menggema di media sosial, menandakan kekecewaan publik atas performa tim nasional di bawah asuhannya.
Namun, sorotan terhadap Kluivert bukan hanya datang dari lapangan hijau. Dalam perjalanan kariernya, baik sebagai pemain maupun setelah pensiun, mantan bintang Barcelona dan Ajax Amsterdam ini pernah terlibat dalam sejumlah kontroversi besar yang mencoreng citranya di dunia sepak bola.
Baca Juga : Purbaya Tolak Bayar Utang Kereta Cepat Pakai APBN, Begini Respons Istana
Berikut rangkuman lima kontroversi terbesar yang pernah melibatkan Patrick Kluivert:
1. Kasus Tabrakan Maut di Usia 19 Tahun
Kontroversi pertama terjadi pada 9 September 1995, ketika Patrick Kluivert masih berusia 19 tahun dan bermain untuk Ajax Amsterdam. Ia terlibat kecelakaan mobil maut setelah meminjam BMW M3 milik temannya.
Kluivert memacu mobil tersebut dengan kecepatan 104 km/jam di area pemukiman yang seharusnya hanya boleh dilalui dengan kecepatan maksimal 50 km/jam. Mobil yang dikendarainya menabrak Ford Orion, menyebabkan meninggalnya pria berusia 56 tahun.
Kluivert mengaku bersalah dan menyesali kejadian tersebut. Ia lolos dari hukuman penjara, namun dijatuhi hukuman 240 jam kerja sosial.
2. Tuduhan Pemerkosaan yang Menghebohkan
Dua tahun berselang, pada 1997, nama Kluivert kembali dikaitkan dengan kasus pemerkosaan yang dilaporkan oleh seorang perempuan berusia 20 tahun. Kasus ini menjadi sorotan besar di Belanda setelah media lokal menyebut nama Kluivert sebagai salah satu dari empat tersangka.
Namun, berdasarkan laporan The Independent, penyelidikan dihentikan karena kurangnya bukti. Meskipun bebas dari tuntutan hukum, reputasi Kluivert sempat tercoreng akibat kasus ini.
3. Skandal Dugaan Sewa Pekerja Seks di Madrid
Pada Januari 2002, ketika membela Barcelona, Kluivert kembali terseret dalam skandal yang menghebohkan media Spanyol. Ia diduga bersama empat rekannya—Philip Cocu, Daniel Garcia, Gabriel Garcia, dan Gerard Lopez—menyewa pekerja seks di Hotel Hesperia, Madrid.
Kelima pemain disebut-sebut mengeluarkan 2.404 euro (sekitar Rp 46 juta) untuk jasa tersebut. Namun, mereka semua membantah keras tuduhan itu dan menuntut balik media yang mempublikasikan berita tersebut dengan ganti rugi mencapai 2,45 juta euro.
Kasus ini akhirnya mereda, tetapi menambah daftar panjang kontroversi yang mengiringi perjalanan karier Kluivert.
4. Utang Judi dan Ancaman Geng Kriminal
Setelah pensiun, Patrick Kluivert sempat menjadi direktur sepak bola PSG pada 2017. Namun, publik kembali dikejutkan dengan kabar bahwa ia terlibat utang judi hingga mencapai 1 juta euro (sekitar Rp 19,2 miliar).
Menurut laporan media Belanda, utang itu bermula saat Kluivert masih menjadi pelatih tim muda FC Twente pada 2011–2012. Akibatnya, ia diduga sempat diperas oleh geng kriminal agar melunasi utang tersebut.
Meski demikian, Kementerian Kehakiman Belanda menegaskan bahwa Kluivert tidak terlibat dalam pengaturan skor, dan pengacaranya menyebut sang klien hanyalah korban yang tidak menyadari risiko dari aktivitas taruhannya.
5. Insiden Kartu Merah di Piala Dunia 1998
Kluivert juga pernah terlibat dalam insiden tidak sportif saat memperkuat Timnas Belanda di Piala Dunia 1998. Dalam laga pembuka grup E melawan Belgia, ia tertangkap kamera menyikut pemain lawan, Lorenzo Staelens, hingga mendapat kartu merah langsung.
Akibat perbuatannya, ia dijatuhi larangan bermain dalam tiga pertandingan dan baru bisa kembali tampil di babak perempat final melawan Argentina.
Patrick Kluivert dikenal sebagai salah satu penyerang paling berbakat di generasinya, dengan karier gemilang bersama Ajax, Barcelona, dan Timnas Belanda. Namun, di balik prestasi tersebut, ia juga meninggalkan jejak panjang kontroversi—dari kasus hukum, dugaan skandal pribadi, hingga masalah judi.
Kini, sebagai pelatih Timnas Indonesia, Kluivert kembali berada di bawah tekanan besar. Publik tanah air menuntut perbaikan performa tim nasional, sembari berharap sang pelatih mampu meninggalkan masa lalu kelam dan fokus membangun prestasi Garuda di masa depan.