JATIMTIMES - Teater Lingkar FIB Universitas Brawijaya kembali hadir dengan energi baru, mempertegas eksistensinya di hadapan publik. Kali ini, mereka tampil melalui pementasan spesial yang gelap dan magis, namun tetap penuh nyawa dan memikat, berjudul “Legenda Calon Arang: Kelam Menelan Terang”. Pertunjukan ini digelar di studio Universitas Brawijaya Televisi pada tanggal 21 Desember 2025.
Sutradara Pentas Tunggal 2025, Salwa Mufidah, menjelaskan bahwa pemilihan naskah tahun ini berangkat dari ketertarikannya terhadap legenda-legenda Nusantara. Kisah Calon Arang kemudian diolah kembali melalui pendekatan surealis untuk menghadirkan interpretasi yang segar. Pementasan tahun ini dibawakan dalam format musikal, di mana musik, vokal, dan gerak menjadi medium penting untuk mengekspresikan konflik dan emosi karakter.
Setiap adegan dibalut dengan komposisi musik orisinal dan koreografi yang menambah intensitas drama, menjadikan musikal ini pengalaman yang memikat bagi penonton. Teater Lingkar juga menghadirkan konsep “Panggung Terbuka” yang memuat penampilan tambahan sebelum pementasan utama.
Baca Juga : Ketika Seorang Sahabat Nabi Pernah Ditolak Lamaran karena Wataknya
Penyelenggaraan pementasan turut didukung oleh sejumlah sponsor, seperti Minoya to Nihongo, Idearum Creative, HTS’.in, Dapur Mbok Dien, Oude Koffie, Bunker, Soundville Studio Malang. Promosi dilakukan melalui media sosial serta pementasan kecil di lingkungan kampus, sebagai upaya memperluas jangkauan dan menarik perhatian publik.
Asisten Sutradara Pentas Tunggal 2025, Ana Syamsiah, menyampaikan bahwa pendalaman emosi menjadi tantangan utama yang dihadapi para aktor.
Berbagai metode latihan diterapkan untuk membantu aktor memahami dinamika karakter secara lebih mendalam. Selain itu, latihan bersamadivisi-divisi pengkaryaan seperti setting, musik, dan artistik turut diperkuat agar keseluruhan elemen pementasan dapat saling mendukung.
Ia juga menekankan bagaimana proses produksiini membuka ruang bagi para perempuan untuk lebih berani menyuarakan pendapatserta mengekspresikan diri. Hal ini selaras dengan spirit cerita Legenda Calon Arang, di mana tokoh Calon Arang kerap disalahpahami sebagaisosok antagonis.
Menurut Ana, pementasan ini berupaya menunjukkan bahwa sifat “jahat” Calon Arang sesungguhnya lahir dari pergulatan, pengalaman, dan luka yang membentuk dirinya.
Baca Juga : Kalender Jawa Weton Senin Pon 22 Desember 2025: Jangan Pergi ke Arah Selatan
Sejumlah masukan dari pementasan tahun sebelumnya turut menjadi bahan evaluasi Teater Lingkar dalam mempersiapkan Pentas Tunggal 2025. Pak Yohanes Padmo selaku dosen pembimbing memberikan apresiasi atas kekuatan cerita dan gestur para pemain. Dalam komentarnya, ia menyampaikan pentingnya penguatan teknis seperti pengelolaan ekspresi, pemanfaatan ruang panggung, dan pergerakan aktor agar pementasan berikutnya semakin matang. Evaluasi tersebut kini menjadi referensi untuk memperkaya proses kreatif tanpa mengubah arah artistik pementasan tahun ini.
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya memberikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan Pentas Tunggal Teater Lingkar 2025. Melalui pengembangan artistik dan komitmen terhadap pelestarian legenda Nusantara, pementasan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan seni pertunjukan di Kota Malang.
