JATIMTIMES - FEB Universitas PGRI Kanjuruhan Malang memilih jalur yang lebih substantif dalam menandai Dies Natalis ke-23. Alih-alih berhenti pada seremoni, fakultas ini membuka ruang refleksi akademik lewat diskusi riset yang menyentuh persoalan paling mendasar di bangku kuliah: dari mana ide penelitian seharusnya lahir.
Forum daring yang digelar beberapa waktu lalu itu, diikuti mahasiswa secara luas dan memperlihatkan satu pesan tegas, riset bukan agenda pinggiran, melainkan napas utama perguruan tinggi.
Baca Juga : Perkuat Roadmap dan Jejaring Kesehatan, FKIK UIN Malang Mantapkan Arah Pengembangan Institusi
Ruang diskusi tersebut menghadirkan Dr. Eko Heru Prasetyo, alumni FEB Unikama angkatan 2014 yang kini berkarier sebagai dosen di Institute of Science Tokyo, Jepang. Kehadirannya membawa narasi yang berbeda dari cerita sukses yang klise. Ia tampil sebagai contoh konkret bahwa perjalanan akademik dari kampus daerah dapat berujung pada kontribusi di pusat-pusat keilmuan dunia, selama dibangun di atas disiplin riset dan keberanian berpikir kritis.
Dengan mengangkat tema “Finding Your Research Idea”, Dr. Eko menyoroti kegelisahan yang kerap dialami mahasiswa: kebuntuan menemukan topik penelitian yang relevan dan bernilai. Ia menekankan bahwa ide riset tidak jatuh dari langit, tetapi tumbuh dari kepekaan membaca realitas, konsistensi membaca literatur, serta keberanian mempertanyakan hal-hal yang selama ini dianggap biasa. Perspektif riset yang ia bawa dari Jepang memberi gambaran bahwa penelitian tidak sekadar memenuhi kewajiban akademik, melainkan alat untuk memberi makna dan solusi.
Dekan FEB Unikama, Dr. Rita Indah Mustikowati, SE., MM., menilai keterlibatan alumni dalam ruang-ruang akademik sebagai bagian penting dari penguatan arah pengembangan fakultas ke depan. Bagi Rita, kiprah lulusan FEB Unikama di level internasional bukan sekadar kebanggaan simbolik, melainkan cermin dari proses akademik yang berjalan konsisten dan relevan dengan kebutuhan global. Ia menegaskan bahwa capaian alumni di luar negeri menunjukkan kualitas pembelajaran, riset, dan pembentukan karakter ilmiah di lingkungan FEB Unikama mampu bersaing dan diakui di panggung dunia.
“Kolaborasi dengan Dr. Eko, yang merupakan alumni kita sendiri yang kini sukses di kancah global, merupakan bukti nyata daya saing lulusan FEB Unikama,” ujar Rita.
Baca Juga : Bibit Siklon Tropis Terpantau Aktif, BMKG Ingatkan Potensi Hujan Lebat dan Angin Kencang
Ia menambahkan bahwa kehadiran alumni dengan pengalaman akademik internasional memberi nilai strategis bagi mahasiswa dalam membangun cara pandang riset sejak dini. “General Lecturer dengan tema ‘Finding Your Research Idea’ ini adalah fondasi krusial. Saya berharap mahasiswa dapat menyerap ilmu berharga dari narasumber kelas dunia ini,” pungkasnya.
Diskusi yang berlangsung memperlihatkan perubahan sudut pandang mahasiswa terhadap riset. Pertanyaan yang muncul tidak lagi sebatas teknis penulisan, tetapi menyentuh proses berpikir, pemilihan isu, hingga keberanian mengambil posisi ilmiah. Dari forum ini, FEB Unikama ingin menegaskan bahwa relasi antara kampus dan alumni bukan sekadar simbol kebanggaan, melainkan jejaring pengetahuan yang hidup, yang mendorong mahasiswa bergerak dari sekadar menyelesaikan tugas, menuju kerja ilmiah yang relevan dan berdaya saing.
