JATIMTIMES - Langkah berani dua tim riset muda MAN 1 Kota Malang kembali menegaskan posisi madrasah ini sebagai pusat lahirnya inovator muda. Tahun ini, Tim Onionix dan Batic sukses menembus ajang Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) Tingkat Nasional 2025 yang bakal digelar di Universitas Surabaya (Ubaya).
Tak mudah bagi mereka mencapai titik ini. Setelah melewati seleksi panjang, diskusi akademik intensif, hingga eksperimen laboratorium yang ketat, kedua tim membuktikan bahwa semangat ilmiah di madrasah tak kalah menyala dibanding sekolah sains mana pun di Indonesia.
Baca Juga : Antisipasi Bencana Musim Hujan, Sinergi Lintas Instansi Banyuwangi Diperkuat
Tim Onionix, beranggotakan Naura Mardhiyatus Tsalitsah (XI-C) dan Amira Shafa Zahtiva (XI-D), menghadirkan riset yang menarik sekaligus relevan bagi dunia kesehatan. Mereka meneliti kombinasi Allium cepa L. (bawang merah) dan Cinnamomum burmannii (kayu manis) yang mengandung cinnamaldehyde dan flavonoid, dua senyawa yang berpotensi membantu menstabilkan kadar gula darah.
Dalam studinya berjudul “Studi Farmakologis In Vivo Onionix: Potensi Cinnamaldehyde dan Flavonoid dalam Allium cepa L. dan Cinnamomum burmannii dalam Memodulasi Glikemik Pasien Diabetes Melitus”, keduanya berharap temuan mereka dapat menjadi pintu bagi pengembangan fitofarmaka lokal. Riset ini tak hanya relevan secara medis, tapi juga mempertegas pentingnya sumber daya alam Indonesia sebagai solusi bagi penyakit metabolik modern seperti diabetes.
Sementara itu, Tim Batic, yang digawangi Azzarina Asma Al-Husna (XI-L) dan Alicya Anindya Pambudi (XI-G), melangkah dengan ide tak kalah gemilang. Melalui penelitian berjudul “BATIC: Pemanfaatan Nicotiana tabacum yang Bertransformasi Menjadi Plastik Biodegradable Berteknologi Enzim Urease Menutrisi Tanah sebagai Upaya Reduksi dan Valorisasi Limbah Pertanian”, mereka mengubah limbah tembakau menjadi bioplastik yang bisa terurai secara alami sekaligus memperkaya unsur tanah.
Inovasi ini menghadirkan dua manfaat sekaligus: mengurangi sampah pertanian dan memberi nutrisi pada lahan. Pendekatan mereka menegaskan bahwa sains tak sekadar soal laboratorium, tapi juga keberlanjutan ekosistem, bagian dari upaya membangun ekonomi sirkular yang berpihak pada bumi.
Kedua tim mendapat dukungan penuh dari madrasah dan kesempatan riset lanjutan di Laboratorium Farmakologi dan Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Kolaborasi ini menjadi wujud nyata sinergi antara pendidikan menengah dan perguruan tinggi dalam membangun budaya riset di kalangan siswa.
Baca Juga : Dispendik Gelar Lomba Kreasi Seni, Ajarkan Siswa dan Guru Cara Menang Lomba Tari
Kepala MAN 1 Kota Malang, Dr. Sutirjo, M.Pd, mengaku bangga dengan capaian mereka. “Anak-anak ini tidak hanya berjuang membawa nama madrasah, tapi juga menanamkan semangat inovasi untuk kemaslahatan masyarakat. Inilah wujud nyata pendidikan yang hidup dan berdampak,” ujarnya.
Semangat itu kian terasa dalam sesi bimbingan terakhir sebelum kompetisi. Para siswa bersama pembimbingnya tampak berlatih dengan penuh dedikasi, menyiapkan diri bukan hanya untuk lomba, tapi untuk menegaskan bahwa madrasah adalah ruang tumbuhnya peneliti muda yang visioner.
Dengan riset yang berakar pada kearifan lokal dan berpijak pada ilmu pengetahuan modern, Tim Onionix dan Batic siap melesat membawa nama MAN 1 Kota Malang ke panggung nasional.
