Menjelajah Kecamatan Songgon, selalu ada keistimewaan yang ditemukan. Baik itu rentetan sejarah panjang cikal bakal Kabupaten Banyuwangi yang berkaitan dengan Bumi Belambangan, maupun eksotisme objek wisata alamnya yang penuh pesona.
Perjalanan Banyuwangi TIMES menyibak pesona yang tersembunyi itu ada di dibalik batas Dusun Sambungrejo, Desa Bayu Kecamatan Songgon Banyuwangi.
Ada surga tersembunyi disini, surga itu bernama Air Terjun Pertemon yang mulai dikenalkan warga setempat.
Perjalanan menuju Air Terjun Pertemon hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki. Sepeda motor akan diparkir di area rumah warga yang sudah disediakan.
Bila Anda ke sana, dijamin tidak akan merasa kecewa. Selama perjalanan dari Dusun Sambungrejo menuju lokasi air terjun akan menemukan beragam pemandangan alam menyegarkan otak.
Akses menuju Air Terjun Pertemon harus melalui perkampunga. Kemudian masuk keareal persawahan, lalu memasuki tanjakan pertama, pengunjung akan merasakan aroma buah kopi sekaligus pohon durian.
Menurut Sugiarto, inisiator warga Sambungrejo untuk mengelola Air Terjun Pertemon mengungkapkan.
Sejak dirinya berada di Sambungrejo, ia beruasaha menemukan potensi-potensi alam kampung halamannya supaya bisa membantu perekonomian masyarakat sekitar. Hingga ditemukannya Air Terjun Pertemon tersebut.
"Jalannya sudah mulai diatur. Ada karcis untuk sepeda lima ribu. Itu untuk pembangunan jalan, tempat ganti pakaian, penunjuk jalan dan musala nantinya,"katanya kepada BanyuwangiTIMES.
Sebagai pemuda lokal yang kenyang dengan pengalaman diluar kampungnya, Sugiarto merasa sebagai desa yang memiliki akar historis panjang tentang perjuangan rakyat Blambangan melawan Kolonial Belanda dalam perang Puputan Bayu, ingin mengembangkan potensi tersebut untuk kesejahteraan masyarakat sendiri.
"Saya kasihan dengan desa saya ini, kampung Puputan Bayu. Desa bersejarah yang menjadi tempat perjuangan masyarakat, Blambangan. Saya di sini selaku pemuda ingin mengembangkan itu," ujarnya.
Selama perjalanan bersama beberapa warga menyusuri perkebunan kopi, lereng, area persawahan terasiring dan sungai yang jernih.
Tampak beberapa warga masih beraktivitas membuat akses jalan. Setelah kurang lebih 1 kilometer berjalan, pengunjung akan menemukan pemandangan segar berupa tebing-tebing menjulang tinggi.
Seolah, saat berjalan sedang berada di jurang tebing paling dasar. Kondisinya seperti sedang berada di antara tebing-tebing yang mengapit.
Suara gemuruh jatuhnya air cukup keras terdengar. Hingga tak berapa lama, rombongan kecil ini pun sampai di lokasi Air Terjun yang memiliki ketinggian sekitar 11 meter.
“Ya, inilah air terjunnya. Untuk mandi juga sangat bagus karena ini sumbernya asli dari pegunungan.” Tambah Sugiarto.
Ia menambahkan, Bila sudah sampai di tebing yang dihiasi banyak sayur pakis, berarti menunjukkan lokasi air terjun masih alami.
Ke depan, wisata air terjun ini dikelola secara swadaya oleh warga Dusun Sambungrejo. Ada 16 orang yang mengawali untuk mengelola wisata alam ini secara perlahan.
Ke depan, untuk menjaga area wisata air terjun tetap natural dan bersih dari sampah, para warga yang tergabung dari pemuda, RT, RW dan kepala dusun ini akan membawakan kantong plastik kepada setiap pengunjung.
Harapannya, kata Sugiarto, pengunjung bisa membawa kembali sampah-sampahnya dalam kantong plastik, agar area wisata yang sangat luas ini bisa tetap bersih.
Ketua RW 02, Dusun Sambungrejo yang turut hadir merasa senang bila warganya bisa kompak mengelola wisata. Dengan catatan, warga lokal maupun pengunjung bisa menjaga kebersihan lokasi air terjun Pertemon.
"Saya bersama warga mendukung, jadi bisa mengangkat perekonomian warga. Kalau ada tamu bisa nginep di rumah warga," ujarnya.
Air terjun Pertemon ini akan dikelola menjadi bagian paket dari wisata ke agro wisata buah, wisata religi Patih Singogringsing dan area bermain kenter-kenteran (semacam rafting menggunakan media ban dalam truk).
Air yang berasal dari air terjun Pertemon ini sangat dingin dan segar. Selain bisa bermain dengan media ban, pengunjung bisa cukup duduk memandangi air terjun dari sisi genangan air.
Di sana, ada sedikit ruang dengan kondisi tanah berpasir. Lokasi yang berada di antara tebing membuat cahaya matahari tetap terasa dingin.
Dalam kesempatan yang sama, Banyuwangi TIMES bertemu dengan rombongan pengunjung dari Komunitas Cocotsimal Jelata (Lambe Lamis Jelajah Nusantara) di lokasi mengaku sudah lama tahu lokasi Air Terjun Pertemon. Bahkan beberapa kali sudah pernah berkunjung.
Sebagai komunitas peduli wisata, pihaknya hanya berharap sebuah wisata baru, bila ramai didatangi pengunjung agar tidak membuang sampah sembarangan.
"Takutnya kalau sudah ramai akan kotor gara-gara sampah yang dibawa pengunjung," ujar Fredy, salah satu anggota Cocotsimal Jelata asal Genteng.