Sehari Keminggris, MIN 1 Kota Malang Dorong Bahasa Inggris sebagai Alat Komunikasi Harian
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
A Yahya
18 - Dec - 2025, 03:51
JATIMTIMES - Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Kota Malang memilih jalur praktis untuk membiasakan Bahasa Inggris di lingkungan madrasah. Lewat Workshop Iklim Bahasa Inggris yang digelar di Serambi Masjid Abdul Jalil, Selasa (17/12/2025), madrasah ini menguji satu hal sederhana: bagaimana bahasa asing bisa dipakai secara nyata dalam aktivitas sehari-hari, bukan berhenti sebagai wacana di ruang kelas.
Kegiatan tersebut menjadi sambungan dari pembahasan kurikulum sehari sebelumnya. Namun fokusnya bergeser. Jika sebelumnya berkutat pada perumusan konsep, workshop ini diarahkan pada praktik langsung, bagaimana Bahasa Inggris digunakan dalam layanan, interaksi, dan rutinitas warga madrasah. Pendekatannya cair, tanpa jargon akademik berlebihan.

Peserta workshop pun datang dari lintas peran. Guru duduk berdampingan dengan petugas PTSP, satpam, office boy, hingga unsur komite. Semua dilibatkan dengan alasan yang sama: interaksi di madrasah tidak hanya terjadi di ruang belajar. Bahasa, dalam konteks ini, diposisikan sebagai alat komunikasi sehari-hari, bukan simbol formal.
Baca Juga : Kurikulum Lama Diuji Zaman, Humaniora UIN Malang Mulai Perombakan
Untuk mendukung proses tersebut, MIN 1 Kota Malang menggandeng Lembaga Gang Keminggris Blitar. Agung, tutor dari lembaga itu, memandu latihan percakapan sederhana yang disesuaikan dengan situasi kerja peserta. Materinya langsung ke kebutuhan lapangan, menyapa, memberi informasi, hingga percakapan ringan yang mungkin terjadi di area layanan.
Kepala MIN 1 Kota Malang, Siti Aisah, S.Ag., M.Pd., menyebut kegiatan ini sebagai upaya membuka kebiasaan baru yang selama ini tertahan. “Sesuai dengan visi madrasah kita, salah satunya adalah berwawasan global. Sebagai pendidik dan tenaga kependidikan, kita memiliki amanah besar untuk mengantarkan putra-putri kita menuju level internasional,” ujarnya.
Ia menilai, sebagian besar warga madrasah sebenarnya tidak asing dengan Bahasa Inggris. Hambatannya lebih pada rasa sungkan untuk memulai. “Keminggrisan itu tidak apa-apa. Saya percaya sebenarnya di memori kita sudah banyak tersimpan percakapan Bahasa Inggris. Hanya saja belum diawali karena rasa malu. Maka dari itu, biar kita tidak sendirian, kita mulai bersama-sama seluruh warga madrasah, dari semua layanan dan unsur, tidak hanya bapak ibu guru,” katanya.

Dalam praktiknya, pembiasaan bahasa ini diarahkan agar menyatu dengan aktivitas rutin, baik di kegiatan pembelajaran maupun interaksi nonformal. Bahasa Inggris tidak diperlakukan sebagai target yang harus dicapai cepat, melainkan kebiasaan yang dibangun perlahan melalui konsistensi.
Baca Juga : Profil John Herdman, Kandidat Kuat Pelatih Baru Timnas Indonesia
Lewat program Sehari Keminggris, MIN 1 Kota Malang berharap penggunaan Bahasa Inggris bisa muncul secara natural, dipakai seperlunya, tanpa tekanan, dan relevan dengan kebutuhan. Bukan soal seberapa fasih, melainkan seberapa berani memulai dan menjadikannya bagian dari keseharian madrasah.
